Pernah engga kamu bertemu dengan seseorang yang cerdas perangainya namun dia sering mengulang mata kuliah? Atau justru sebaliknya, dimana kamu bertemu dengan seseorang yang terlihat biasa saja perangainya namun justru dia sering mendapatkan nilai bagus atau bahkan menjadi bintang kelas? Nah ternyata, kejadian diatas ada penjelasannya lho menurut ilmu psikologi. Yuk simak penjelasannya !

Mindset menurut Mulyadi adalah sikap mental mapan yang dibentuk melalui pendidikan, pengalaman dan prasangka. Growth mindeset merupakan sebuah pola pikir dimana seseorang mempunyai keyakinan bahwa intelegensi, bakat dan sifat bukan merupakan fungsi, hereditas/keturunan. Menerima tantangan dan serius menjalankannya. Tetap memandang ke depan dari kegagalan. Mempunyai pandangan posittif terhadap usaha. Growth mindset bekerja sebagai sebuah pola pikir yang menyakini bahwa kecerdasan seseorang dapat terus berkembang seiring dengan waktu, usaha, serta ketekunan. Orang yang memiliki growth mindset akan memiliki ciri-ciri meliputi :

  1. Percaya bahwa kerja keraslah yang penting karena bakat alami tidak cukup.
  2. Selalu mencari tantangan dan mau berkembang di bawah tekanan.
  3. Lebih termotivasi saat segalanya menjadi semakin sulit.
  4. Tidak membiarkan satu kesalahan atau kemunduran menghentikan potensi mereka

Dewasa ini sudah banyak masyarakat yang mengenal growth mindset dan fixed mindset, namun seringkali salah kaprah memaknai perbedaannya. Pada dasarnya, keduanya sama-sama pola pikir tetapi memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Seperti yang dikutip dari Thomas Edison State University, orang-orang dengan fixed mindset cenderung berlindung dibalik kepintaran yang dianggap tak perlu lagi dikembangkan untuk mencapai kesuksesan. Mereka juga terlalu takut untuk memulai langkah baru karena perasaan takut gagal dan menganggap kegagalan itu sebagai kemunduran serta merasakan keberhasilan orang lain sebagai ancaman. Berbeda dengan orang yang memiliki growth mindset, mereka selalu menghargai usaha, menganggap bakat dan kecerdasan jadi awal dari kesuksesan, selalu bekerja keras mengasah skill, dan terbuka pada kritik demi kemajuan diri. Mereka pun tidak takut mencoba banyak hal dan menganggap kegagalan sebagai jalan memulai sesuatu yang baru. Begitulah perbedaan diantara kedua pola pikir tersebut yang dapat kita pahami secara gamblang. Memang tidak mudah, tetapi kita tetap bisa untuk selalu berusaha menerapkan growth mindset ini dalam kehidupan demi cara pandang yang lebih terbuka.

Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk dapat memiliki growth mindset. Menurut Caloline Castrillon – Career and Life Coach untuk menumbuhkan growth mindset dapat melalui hal-hal sebagai berikut:

  1. Menerima Kegagalan (Embrace Failure)

Belajar memaknai kegagalan dengan cara yang lebih positif dan memaknainya sebagai kesempatan dan proses untuk bertumbuh. Kuncinya adalah bagaimana mengambil pembelajaran dari kegagalan serta melakukan perbaikan untuk menjadi lebih baik.

  1. Meminta Umpan Balik (Ask for Feedback)

Terbuka terhadap kritik dan belajar secara aktif dengan meminta umpan balik dari orang lain. Orang dengan growth mindset sangat antusias dengan pengambangan diri dan menghargai umpan balik dari orang lain sebagai bahan pembelajaran bagi pertumbuhan mereka.

  1. Mencari Tantangan (Seek Out Challenge)

Tidak menghindari, tapi justru mencari tugas-tugas yang menantang dan dirasa sulit. Orang dengan growth mindset bersemangat menghadapi tantangan karena tantangan dianggap sebagai bantu loncatan yang membantu mereka tumbuh melalui kerja keras dan pembelajaran.

  1. Melampaui Batas Diri (Go Beyond Your Limits)

Belajar melakukan hal-hal baru di luar zona nyaman serta mendobrak keterbatasan-keterbatasan yang diyakini ada di diri kita. Seringkali kita tidak mampu karena merasa tidak mampu. Melakukan hal-hal baru di luar zona nyaman dapat membantu lebih mengenal dan menyadari potensi diri yang sesungguhnya.

  1. Menjadi Pembelajaran Seumur Hidup (Become a Lifelong Learner)

Selalu merasa ingin tahu dan mencari kesempatan belajar. Orang dengan growth mindset tidak pernah merasa puas dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Oleh karena itu, mereka selalu terbuka untuk belajar apapun dari siapa saja dan tidak pernah merasa lebih superior dari orang lain.

 

Selain melakukan hal-hal yang dapat menumbuhkan growth mindset, seseorang yang ingin memiliki growth mindset juga perlu untuk belajar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja seperti:

  1. Belajar dari kegagalan

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam kehidupannya. Namun, kita masih bisa mengambil pelajaran yang berharga dari sebuah kegagalan. Dengan mengalami kegagalan, kita menjadi tahu kesalahan-kesalahan apa yang perlu diperbaiki serta kekurangan-kekurangan apa yang perlu dimaksimalkan. Mereka yang memiliki “growth mindset” memilih untuk bangkit dari kegagalan dan belajar dari kegagalan yang dialaminya. Sebagai contoh Jerome Polin yang merupakan YouTuber muda Indonesia pernah gagal meraih impiannya untuk mendapatkan beasiswa penuh di NTU, Singapura. Kegagalan yang dia alami tidak menyurutkan semangatnya untuk meraih beasiswa penuh ke luar negeri. Hingga akhirnya dia diterima di Waseda University di Jepang dengan jurusan Matematika Terapapan.

 

  1. Mau menerima kritik

Salah satu dari bentuk penerapan “growth mindset” yang lain adalah terbuka dengan kritik. Seringkali kita menganggap bahwa kritikan adalah sebuah ancaman. Kemudian kita melakukan segala upaya untuk bertahan dan melawan kritik yang dilemparkan orang lain kepada kita. Sejatinya, tidak semua kritik merupakan ancaman bagi diri kita. Kritik yang membangun justru dapat membuat kita mengetahui titik kelemahan kita agar kita dapat menutupinya dengan kelebihan yang kita punya. Dengan tidak menutup diri dari kritik dan saran, kita akan mendapatkan banyak ide-ide bagus serta wawasan luas yang akan membantu kita berkembang.

 

  1. Adaptif dan mau menerima perubahan

Orang-orang dengan pemikiran berkembang akan sangat membuka diri terhadap perubahan. Mereka memandang perubahan sebagai tantangan dan peluang untuk terus maju. Selain itu, mereka juga sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal tersebut yang membuat orang-orang dengan pemikiran berkembang dapat selangkah lebih maju dibandingkan orang lain. Sebagai contoh ketika pandemi, seorang mahasiswa yang memiliki “growth mindset” akan cepat beradaptasi dengan keadaan yang serba daring. Ia menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk belajar selama pandemi. Alih-alih mengeluh, dia justru memikirkan bagaimana caranya agar bisa mengatasi permasalahan yang ada dan beradaptasi dengan baik.